Senin, 14 Mei 2012

makalah PKN tentang Organisai Internasional


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar  Belakang

Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II.
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Berakhirnya Perang Dunia I (1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya, Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang). Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral). Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.

B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan sejarah terbentuknya ASEAN, KAA, dan PBB!
2.      Jelaskan tujuan dan asas terbentunya ASEAN, KAA, dan PBB!
3.      Jelaskan struktur organisasi ASEAN, KAA, dan PBB!

A.    Tujuan
1.      Mejelaskan sejarah singkat ASEAN, KAA, dan PBB
2.       Mengetahui tujuan dan asas ASEAN, KAA, dan PBB
3.      Menjelaskan strruktur organisasi ASEAN, KAA, dan PBB

BAB II
PEMBAHASAN
Kerjasama Internasional adalah elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan dan politik luar negeri Indonesia. Melalui kerjasama-kerjasama Internasional, Indonesia dapat memanfaatkan peluang-peluang untuk menunjang dan melaksanakan pembangunan nasionalnya. Kerjasama ASEAN memegang peran kunci dalam pelaksanaan kerjasama Internasional Indonesia karena ASEAN merupakan lingkaran konsentris pertama kawasan terdekat Indonesia dan pilar utama pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
1. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN ASEAN
Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II.  Diantaranya :
1. Persaingan antar Negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan antara lain terlihat dari terjadinya Perang Vietnam.
2. Konflik kepentingan diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti “konfrontasi” antara Indonesia dan Malaysia.
3. Klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah.
4. Berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia.
Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama pembangunan kawasan.
          Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti :

æAssociation of Southeast Asia (ASA)
æ Malaya, Philipina, Indonesia (MAPHILINDO)
æ South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)
æ South East Asia Treaty Organization (SEATO)
æ Asia and Pacific Council (ASPAC)
Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik serta membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan budaya.           
B. Sejarah Singkat ASEAN
     Asal mula berdirinya ASEAN di awali dengan kunjungan Menteri luar negeri Filipina, yaitu Naarciso Ramos ke Indonesia pada tanggal  22 Agustus 1996 untuk mengadakan pernyataan bersama dengan Menteri luar negeri Indonesia yang bernama, Adam Malik. Pernyataan tersebut antara lain membahas pentingnya pembentukan sebuah wadah kerja sama regional di kalangan Asia tenggara, terutama dalam bidang ekonomi, teknik, sosial dan budaya.
     Kemudian, pada tanggal 5 Agustus 1967 diselenggarakan pertemuan tingkat Menlu di Bangkok, Thailand. Pada pertemuan tersebut, Indonesia diwakili oleh Adam Malik, Thailand oleh Thanat Khoman, Malaysia oleh Tun Abdul Rajak, Singapura oleh Sinaathamby Rajatnam, dan Filiphina oleh Narciso Ramos. Pada akhir pertemuan tersebut, tepatnya tanggal 8 Agustus 1967, disepakatilah Deklarasi Bangkok yang menghasilakn lima poin penting kesepakatan, diantaranya adalah terbentuknya ASEAN (Association of South East Asian Nations), yaitu perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara.
C. Faktor-Faktor Terbentuknya ASEAN
     Faktor-faktor terbentuknya ASEAN, yaitu sebagai berikut:
1.      Faktor Internal, yaitu bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas jajahan bangsa Barat.
2.      Faktor Eksternal, yaitu adanya perang Vietnam (Indonesia-China) dan sikap RRC yang ingin mendominasi Asia Tenggara.

D. Asas dan Tujuan ASEAN
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan             melalui usaha dan semangat bersama untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai;
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi;
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi;
5. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat;
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara;
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri.

E. STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
1)        Sruktur ASEAN Berdasarkan Deklarasi Bangkok
Deklarasi Bangkok menghasilkan maksud dan tujuan terbentuknya ASEAN. Selain itu, disepakati pula tentang struktur organisasiASEAN dalam rangka mencapai tujuan tersebut, yaitu sebagai berikut :
a)         Sidang tahunan para menteri luar negeri.
b)        Standing committee, komite yang bersidang di antara dua Menlu ASEAN untuk menangani persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan para menteri. Komite ini beranggotakan para duta besar negara anggota.
c)         Komite tetap dan komite ad hoc (khusus), biasanya terdiri dari tenaga-tenaga ahli dan pejabat resmi mengenai masalah-masalah yang khusus.
d)         Sekretariat nasional (Seknas) ASEAN di masing-masing negara anggota ASEAN yang bertugas mempersiapkan sidang tahunan para Menlu, Standing Commitee, dan komite tetap serta komite ad hoc.

2)        Struktur ASEAN Berdasarkan KTT Kuala Lumpur 1977
Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur bulan Agustus 1977, peserta KTT menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN yang baru, yaitu :
$Pertemuan Kepala Pemerintahan yang merupakan otoritas tertinggi ASEAN
$ Sidang tahunan para Menlu
$ Sidang para menteri ekonomi setiap 2 tahun sekali
$ Sidang para menteri sektoral
$ Standing committee
$ Komite-komite










Berikut, daftar nama-nama SEKJEN ASEAN:
NO
NAMA SEKJEN ASEAN
ASAL NEGARA
MASA JABATAN
1.
Hartono Dharsono
Indonesia
7 Juni 1976 - 18 Pebruari 1978
2.
Umarjadi Notowijono
Indonesia
19 Pebruari 1978 - 30 Juni 1978
3.
Datuk Ali Bin Abdullah
Malaysia
10 Juli 1978 - 30 Juni 1980
4.
Narciso G. Reyes
Filipina
1 Juli 1980 - 1 Juli 1982
5.
Chan Kai Yau
Singapura
8 Juli 1982 - 15 Juli 1984
6.
Phan Wannamethee
Thailand
16 Juli 1984 - 15 Juli 1986
7.
Roderick Yong
Brunei Darussalam
16 Juli 1986 - 16 Juli 1989
8.
Rusli Noor
Indonesia
17 Juli 1989 - 1 Januari 1993
9.
Datuk Ajit Singh
Malaysia
1 Januari 1993 - 31 Desember 1997
10.
Rodolfo C. Severino
Filipina
1 Januari 1998 - 31 Desember 2002
11.
Ong Keng Yong
Singapura
1 Januari 2003 – 31 Desember 2007
12.
Surin Pitsuwan
Thailand
1 Januari 2008-Sekarang

Selama 40 tahun pendiriannya, ASEAN telah berhasil mengembangkan dan mempertahankan stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, serta menumbuhkan saling percaya di antara sesama anggotanya dan para Mitra Wicara ASEAN. ASEAN juga telah berkontribusi kepada keamanan dan kestabilan kawasan secara lebih luas di Asia Pasifik melalui Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF) sejak 1994. ARF mewadahi dialog dan pertukaran informasi mengenai masalah-masalah keamanan di Asia Pasifik. Walaupun terdapat keberagaman kondisi politik, ekonomi, dan kultural di antara negara-negara anggotanya, ASEAN telah menumbuhkan tujuan dan arah kerjasama, khususnya dalam mempercepat integrasi kawasan. Hal ini terlihat semakin jelas dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur, tahun 1997, dan Deklarasi Bali Concord II di Bali, tahun 2003 mengenai upaya perwujudan Komunitas ASEAN dengan ketiga pilarnya (politikkeamanan, ekonomi, dan sosial budaya).

2. KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA)
a)      Latar Belakang Lahirnya KAA
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan,yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Hal ini mengekibatkan tumbuhnya permusuhan antara kedua blok, sehingga disebut “Perang Dingin”.
Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri dibeberapa Asia Afrika yang telah merdeka pun masih terjadi konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik divide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan persoalan tersebut. Sedangakan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini, sebagian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika.

Persiapan KAA diawali dengan adanya Konferensi Colombo pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954 antara lima perdana menteri, yaitu Perdana Menteri Sir Jhon Kotelawala (Srilanka), U Nu (Birma), Jawaharlal Nehru (India), Ali Sastroamidjojo (Indonesia), dan Mohammed Ali (Pakistan). Tujuan dari konferensi ini adalah untuk memperkuat hubungan antara lima negara tersebut serta membicarakan usaha-usaha untuk memelihara perdamaian.
Kemudian tanggal 29 Desember 1954 kelima negara tersebut mengadakan Konferensi Bogor, dimana merupakan kelanjutan perundingan tentang gagasan yang timbul dalam Konferensi Colombo, yaitu gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi negara-negara Asia-Afrika. Hasil keputusannya adalah mengadakan Konferensi Asia-Afrika pada permulaan tahun 1955 di Bandung.

b)        MAKSUD & TUJUAN KAA
Konferensi Bogor menghasdilkan 4 tujuan pokok KAA, yaitu :
1.      Untuk memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerjasama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk menjelajah serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka, baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik.

2.      Untuk mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan Negara yang diwakili.

3.      Untuk mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.

4.      Untuk meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya didalam dunia dewasa ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerja sama didunia.

c)     PELAKSANAAN KAA
       Pada kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada tanggal 17 April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna, dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan konferensi dan menciptakan suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan konferensi.
       Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada Kepala Pemerintahan 25 (dua puluh lima ) negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation), karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya. Sedangkan 24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.

d)     HASIL KAA

Harapan baik dari hasil KAA adalah seperti yang dikutip bagian terakhir pidato penutupan ketau KAA sebagai berikut. “Semoga kita dapat meneruskan perjalanan kita diatas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan semoga Konferensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing kemajuan di masa depan dari Asia da Afrika.”

PRINSIP-PRINSIP KAA (DASASILA BANDUNG)
1)      Menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, dan asas yg termuat dalam Piagam PBB
2)      Menghormati kedaulatan & integritas territorial semua bangsa
3)      Mengakui persamaan semua ras, semua bangsa besar & kecil
4)      Tidak ikut campur dalam urusan negara lain
5)      Menghormati hak-hak tiap bangsa sesuai dengan piagam PBB
6)      Tidak mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara dari negara-negara besar
7)      Tidak menggunakan tekanan terhadap Negara lain
8)      Tidak melakukan kekerasan terhadap integritas territorial dan kemerdekaan suatu negara
9)      Menyelesiakan segala persoalan internasional dengan damai
10)  Memajukan kepentingan bersama & kerja sama
11)  Menghormati hukum & kewajiban  internasional
3. PERSERIKATAN  BANGSA-BANGSA (PBB)
  1. LATAR BELAKANG PBB
Berakhirnya Perang Dunia I (1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya, Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang). Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral). Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.
Tujuan LBB : 
ø Menghindari peperangan
ø Menyelesaikan segala sengketa secara damai
ø Membuka kerjasama ekonomi, sosial, budaya, pendidikan antar negara
LBB sebagai organisasi dunia tidak mampu menciptakan perdamaian dunia, sehingga banyak negara yang melakukan agresi terhadap negara lain. Hal tsb mengakibatkan anggota LBB satu persatu keluar dari keanggotann LBB.
Sekalipun LBB mengalami kegagalan, namun LBB berhasil melakukan hal-hal berikut :
ï Meletakkan dasar keinginan manusia utk memelihara perdamaian
ï Cikal bakal berdirinya PBB
ï Memberikan pelajaran mengenai berorganisasi dlm masyarakat internasional






B.     ASAS & TUJUAN PBB
  1. ASAS PBB (berdasarkan pasal 2 Piagam PBB)
Selaku anggota PBB :
a)      Memiliki persamaan derajat & kedaulatan
b)      Memiliki hak & kewajiban yg sama
c)      Menyelesaikan segala sengketa secara damai
d)     Memberikan bantuan sesuai Piagam PBB
e)      Tdk boleh mencampuri urusan dlm negeri suatu negara

2.      TUJUAN PBB (berdasarkan pasal 1 Piagam PBB)
a)      Memelihara perdamaian & keamanan internasional
b)      Memajukan hubungan persahabatan antarbangsa
c)      Menciptakan kerajasama dlm bidang ekonomi, politik, budaya, kemanusiaan
d)     Menjadikan PBB sbg pusat kegiatan dlm mewujudkan tujuan & cita-cita PBB

C.    STRUKTUR ORGANISASI PBB
1)      MAJELIS UMUM (organisasi tertinggi)
         Setiap negara mengirimkan sedikinya 5 wakil & memiliki 1 hak suara
         Tugas & Wewenang Majelis Utama :
a)      Membahas masalah perdamaian & keamanan internasional
b)      Membahas kerjasama & hubungan internasional dlm bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan, peeikemanusiaan, dan keamanan
c)      Berperan sbg pengawas daerah perwalian
d)     Mengambil keputusan yg berkenaan dgn kegiatan PBB
e)      Menetapkan anggaran belanja PBB
f)       Mengadakan perubahan Piagam PBB
g)      Memilih anggota tdk tetap Dewan Keamanan, Dewan ECOSOC, Dewan Perwalian, dan Mahkamah Internasional
h)      Menerima, memberi sanksi, dan berhak mengeluarkan negara dari keanggotaan PBB

2)       DEWAN KEAMANAN
Dibentuk berdasarkan Konferensi Semenanjung Krim yg menghasilkan Piagam Yalta.
Terdiri dari 15 anggota yg terbagi menjadi dua :
a)      Anggota tetap (5 negara/the big five) = AS, Perancis, Rusia, Cina, Inggris
b)      Anggota tidak tetap (10 negara) = dipilih oleh Majelis Umum

Tugas & wewenang Dewan Keamanan :
1)      Menyelesaikan sengketa secara damai
2)      Mencegah tindakan negara yg akan membehayakan keamanan & perdamaian dunia
3)      Mengawasi daerah-daerah yg sedang dipersengketakan
4)      Bersama Majelis Umum memilih hakim-hakim Internasional

3)       DEWAN EKONOMI dan SOSIAL (ECOSOC)
Terdiri dari 18 negara anggota yg dipilih oleh Majelis Umum
Tugas & wewenang :
1)      Bertanggung jawab dlm penyelenggaraan kegiatan ekonomi & sosial PBB
2)      Mempertinggi penghargaan terhadap HAM
3)      Mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan. Kemanusiaan, kesehatan
4)      Memberikan bantuan ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan. Kemanusiaan, kesehatan
5)      Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dgn konsultasi dan menyampaikan melalui Majelis Umum





4)       DEWAN PERWALIAN
Terdiri dari :   
a.       anggota yg menguasai daerah perwalian
b.      anggota tetap Dewan Perwalian
c.       sejumlah anggota yg dipilih oleh sidang umum PBB
Tugas pokok
Mengatasi & membimbing negara-negara yg belum memiliki pemerintahan sendiri dan daerah-daerah mandat.
Fungsi Dewan  Perwalian :
a.         Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dlm negara untuk mendapat kemerdekaan sendiri
b.         Memberikan dorongan untuk mengormati HAM
c.         Melaporkan hasil pemeriksaan kepada sidang umum PBB

5)       MAHKAMAH INTERNASIONAL
Dibentuk tahun 1920 di Den Haag. Terdiri atas15 hakim yang berasal dari 15 negara anggota PBB
Tugas Mahkamah Internasional :
a)      Memeriksa perselisihan antar negara-negara anggota PBB
b)      Memberikan pendapat kepada Majelis Umum PBB
c)      Mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yg berselisih
d)     Memberikan nasihat tentang persoalan hukum kpd Majelis Umum & Dewan Keamanan




6)       SEKRETARIAT
Tugas utama Sekretariat :
1.      Melaksanakan tugas-tugas administratif PBB yang harus melayani kepentingan badan –badan PBB
  1. Membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum ttg seluruh kegiatan PBB
  2. Bertanggung jawab untuk mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB setiap situasi yg menurut pendapatnya dpt membahayakan perdamaian dunia

D.    PERANAN PBB TERHADAP DUNIA

a.       Mengurangi ketegangan dunia setelah berakhirnya Perang Dunia II sampai berakhirnya Perang Dingin
b.      Menigkatkan taraf hidup negara-negara miskin dan berkembang agar mampu membangun ekonomi negaranya melalui bantuan Bank Dunia yaitu IMF
c.         Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berusaha mengawasi perkembangan iptek, terutama teknologi nuklir dan atom agar mampu membawa kesejahteraan umat manusia.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

KESIMPULAN
     Asal mula berdirinya ASEAN di awali dengan kunjungan Menteri luar negeri Filipina, yaitu Naarciso Ramos ke Indonesia pada tanggal  22 Agustus 1996 untuk mengadakan pernyataan bersama dengan Menteri luar negeri Indonesia yang bernama, Adam Malik. Pernyataan tersebut antara lain membahas pentingnya pembentukan sebuah wadah kerja sama regional di kalangan Asia tenggara, terutama dalam bidang ekonomi, teknik, sosial dan budaya.

KONFERENSI ASIA AFRIKA (KAA) 
Berakhirnya Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi maupun kepentingan,yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Hal ini mengekibatkan tumbuhnya permusuhan antara kedua blok, sehingga disebut “Perang Dingin”.

PERSERIKATAN  BANGSA-BANGSA (PBB)
Berakhirnya Perang Dunia I (1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya, Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang). Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral). Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.



DAFTAR PUSTAKA